Rabu, 25 November 2015

Polofar plus (Dexchlorpheniramine maleate, dexamethasone)

Komposisi :
Tiap kaplet mengandung  :
Dexchlorpheniramine maleate ...2,0 mg
Dexamethasone micronized .......0,5 mg


Farmakologi :
  • Dexchlorpheniramine maleate merupakan suatu antihistamin yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan histamin dan mediator-mediator inflamatori yang lain dari mast cells dan basofil
  • Dexamethasone merupakan kortikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan yang responsif melalui membran plasma secara difusi pasif, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-steroid, kompleks ini mengalami perubahan konfirmasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid.
note :badan anda gatal-gatal dan bintik merah berair? waspadai penyakit scabies !!

Indikasi :
Kasus alergi diaman diperlukan terapi dengan kortikosteroid

Kontraindikasi :
  1. Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat-obat dengan struktur kimia yang serupa
  2. Bayi yang baru lahir prematur
  3. Penderita dengan infeksi jamur sistemik
  4. Penderita yang sedang mengalami terapi penghambat monoamine oksidase (MAO)
  5. Penderita tukak lambung aktif, herpes simplex pada mata

Dosis :
Dewasa dan anak di atas 12 tahun : dosis awal 1 kaplet setiap 4-6 jam sehari sesudah makan dan sebelum tidur.

Efek samping :
  • Seperti halnya kortikosteroid lainnya antara lain gangguan keseimbangan elektrolit, muskuloskeletal, oftalmik, metabolik dan psikistrik, dermatologik, endokrin dan saluran pencernaan
  • Seperti halnya antihistamin lainnya antara lain rasa kantuk yang ringan, mulu, hidung dan tenggorokan kering, retensi urinaria, gangguan gastrointestinal, sedasi, dizziness dan vertigo.

Peringatan dan perhatian :
  • Hati-hati bila diberikan pada penderita glaucoma, riwayat tukak lambung atau gastritis/ esofagitis, hipertensi, osteoporosis, miastenia gravis, epilepsi, payah jantung, penderita dengan riwayat ulceratif kolitis, prostatitis diabetes melitus, hipotiroidisme, sakit hepatitis, tuberkulosis dan peminum alkohol
  • Hati-hati bila digunakan pada penderita yang melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, karena dapat menimbulkan rasa kantuk.
  • Tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum diketahui dengan pasti
  • Pada penggunaan jangka panjang hindari penghentian secara tiba-tiba
  •  Pemakaian obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit
  •  Hal-hal yang perlu diperhatikan sama dengan penggunaan kortikosteroid pada umumnya
  • Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi

Interaksi obat:
  1. Pemakaian bersamaan antikoagulan dapat menaikkan atau menurunkan waktu protorombin
  2. Dengan pendapresi kalium dapat meningkatkan resiko hipokalemia
  3. Pemakaian bersama-sama dengan :
    • Rifampisin, karbamazepin, fenobarbital, fenitoin, piramidon, aminoglutetimid, barbital, mempercepat metabolisme dari kortikosteroid.
    • Anti diabetik : antagonis terhadap hipokalemia
    • Karbinoxolon : meningkatkan resiko hipokalemia
    • Pemakaian kortikosteroid dosis tinggi dengan fenoterol, pirbuterol, reproterol, rimiterol, ritodril, salbutamol dan terbutalin dalam dosis tinggi akan mengakibatkan resiko hipokalemia
    • Antihipertensi : antagonis terhadap efek hipotensi

Pemakaian bersama alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat atau depresan SSP lainnya dapat mempotensiasi efek sedasi dari obat ini

Cara penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25-30˚ C) dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari cahaya matahari.




Sumber : PT.IFARS

Senin, 23 November 2015

SKP PERAWAT BEBAN ATAU PELUANG ?

Pernah dengar SKP Perawat?
SKP adalah SATUAN KREDIT PROFESI yang di butuhkan PERAWAT untuk perpanjangan STR (surat Tanda Registrasi) 5 tahun kedepan (masa aktif STR 5 tahun).
Sesuai dengan Permenkes 1796 tahun 2011, Sertifikat kompetensi yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan
pendidikan dan/atau pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan bidang tugasnya atau profesinya. Perolehan Satuan Kredit Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus mencapai minimal 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit Profesi selama 5 (lima) tahun.

BEBAN 
Jika di lihat gaji perawat saat ini beberapa ada yang masih di bawah standar, bahkan di luar PULAU hanya menginjak di bawah 1 juta. aturan PPNI yang menjadikan SKP sebagai acuan untuk perpanjangan STR menurut saya adalah beban tersendiri. bagaimana tidak beberapa sertifikat yang PENTING di butuhkan PERAWAT tidaklah murah, tengok saja BTCLS 2.5 juta per sertifikat, Hyperkes 2.8 juta Persertifikat itu pun belum menutup SKP untuk di perpanjang dalam waktu 5 tahun, Jalan lain PPNI tidak pernah terfikir untuk membuat nya lebih mudah dan murah tentunya, pendidikan layaknya MURAH dan dimiliki untuk khalayak perawat di seluruh Indonesia. parahnya lagi Di Indonesia hanya menjamin PENDIDIKAN oleh RUMAH SAKIT PEMERINTAH sedangkan swasta tidak. PENDIDIKAN jika kita tengok ke luar negeri tidak lah ada batasan antara pemerintah dan swasta sama di mata hukum dan tata negara. Sedangkan di Indonesia GRATIS bagi mereka yang berada di rumah sakit atau pendidikan pemerintah.
PELUANG
PPNI ternyata memberikan Peluang tersendiri dikarenakan terkotak-kotaknya Persatuan perawat di Indonesia, Lihat saja berapa banyak persatuan perawat yang terdaftar maupun tidak terdaftar. tentunya ini masalah tersendiri. beberapa Perawat harus mulai berfikir sedini mungkin mau dibawa kemana arah keperawatannya. Perawat bisa memilih untuk mengikuti Salah satu Spesialisasi misal : perawat HD, Perawat ICU, Perawat UGD. Diluar keilmuanpun sudah terdaftar menjadi SKP (satuan Kredit Profesi) salah satunya Entreprenurse seperti mario teguh gitu lah yang notabene membahas bagaimana peluang Perawat menjadi pengusaha telah berhasil dijadikan SKP sebanyak 1 point. Tidak menutup kemungkinan kamu juga bisa mendaftarkan WORK GROUP kamu menjadi SKP di PPNI tentunya. misal : Workgroup dengan bahasan ASUHAN KEPERAWATAN TERIKINI setelah terdaftar menjadi SKP di PPNI makan WORKGROUP kamu wajib di ikuti perawat seluruh INDONESIA. Tentunya ini peluang yang baik bagi mereka yang sudah BOSEN menjadi PEGAWAI.


Jumat, 20 November 2015

Omedom (Domperidone 10 mg)

anti emetik
Bentuk sediaan
Tablet

Komposisi
Tiap tablet mengandung
Dompridon maleat setara dengan 10 mg domperidone Base

Golongan obat
Obat keras

Cara kerja obat
Domperidon merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja anti emetik
  • Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamin di kemoreseptor “irigger zone” yang terletak diluar saluran darah otak di area postrema.
  • Pemberian peroral domperidon menambah lamanya kontraksi antraldan deudenum, meningkatkan pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan setengah padat pada orang sehat, serta bentuk padat pada penderita yang pengosongan terlambat dan menambah tekanan pada sfinkter esofagus bagian bawah pada orang sehat.
note : penanganan penyakit diare non spesifik

Cara pemakaian
Peroral

Indikasi
Dewasa:
  1. Untuk mual-muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah setelah operasi.
  2. Untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari 12 minggu.
  3. Untuk pengobatan symptom dyspepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka lama.
Anak-anak:
  1. Tidak dianjurkan. Kecuali untuk mual muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.

Kontra indikasi
  • Penderita hipersensitif terhadap domperidon
  •  Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin
Posologi
  • Dewasa dan usia lanjut : 10-20 mg 3 kali sehari dan 10-20 mg sekali sebelum tidur malam tergantung respon klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu.
  • Anak-anak : tidak dianjurkan mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)
  • Dewasa (termasuk usia lanjut) : 10-20 mg dengan interfal 4-8 jam
  •  Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radioterpi) : 0,2-0,4 mg/kg BB sehari dengan interval waktu 4-8 jam.
Obat diminum 15-30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.

Efek samping
  •  jarang dilaporkan : sedasi, reaksi ekstrapiramidal distonik, parkinson, terdivedyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson.
  • Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galatorrhal dan ginaecomastia.
  •  Mulut kering, sakit kepala, diare, rash kulit, rasa haus, cemas, dan gatal.
Peringatan dan perhatian
  1.  Hati-hati penggunaan wanita hamil dan menyusui
  2. Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang
  3. Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal
Interaksi obat
  • Domperidon mengurangi efek hipoprolaktinaemia dan bromokriptin
  • Pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan alagetik opioid secara bersamaan dapat mengantagonisir efek domperidon
  • Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas domperidon
  • Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1 ½  jam setelah makan
Overdosis
  • Belum ada data mengenai overdosis pada penggunaan domperidon secara oral.
  • Belum ada antidot spesifik yang digunakan pada overdosis domperidon, mungkin dapat dilakukan dengan cara pengosongan lambung.
Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30 ̊C dan terlindung dari cahaya

Harus dengan resep dokter




Sumber : PT.MUTIFA


Jumat, 13 November 2015

Novadiar (anti Diare non spesifik)

novadiar-diare
Komposisi
Tiap 5 ml (satu sendok takar )suspensi mengandung :
-Kaolin............986 mg
-Pektin...............40 mg

Cara kerja obat
Bekerja sebagai penyerap bakteri, racun serta zat-zat lain pada saluran pencernaan dan meningkatkan kepadatan feses pada pengobatan gejala-gejala diare

Indikasi
untuk pengobatan simptomatik pada diare yang tidak diketahui penyebabnya

kontra indikasi
  • Jangan diberikan pada penderita dimana konstipasi harus dihindari
  • Jangan diberikan pada penderita obstruksi usus atau pada pasien yang hipersensitif terhadap obat ini
(baca juga : cotrimoxazole forte )

Dosis
Bayi
6-12 bulan                           : 1 sendok takaran, 1 kali sehari

Anak-anak
1-3 tahun                             : 1 sendok takaran, 2 kali sehari
3-10 tahun                          : 2 sendok takaran, 2-3 kali sehari
Dewasa                                : 2 sendok takaran, 3-4 kali sehari

Pemberian setiap kali sesudah buang air besar

Efek samping
Konstipasi yang bersifat sementara

Peringatan dan perhatian
  1. Jika diare pada anak-anak disertai dengan dehidrasi, untuk pengobatan awal harus diberikan cairan oral dehidrasi seperti oralit
  2. Jangan digunakan lebih dari 2 hari atau pada keadaan demam tinggi. Jangan digunakan pada anak-anak umur 3-6 tahun, kecuali atas petunjuk dokter.
  3. Dapat mempengaruhi absorbsi obat-obat lain, karena itu dianjurkan interval waktu 2-3 jam antara pemberian obat-obat oral lain dengan obat ini
  4. Jika gejala-gejala masih berlangsung terus, segera konsultasi dengan dokter
  5. Penggunaan pada penderita diare hanya digunakan untuk mengurangi frekuensei buang air besar, memadatkan tinja dan menyerap racun, bukan ditujukan sebagai pengganti oralit


Interaksi obat
Dapat menurunkan kadar digoxin

Simpan ditempat sejuk pada suhu (15-25)̊C, terlindung dari cahaya



Sumber : novaphain

Kamis, 12 November 2015

Penanganan Penyakit Scabies

Definisi
Skabies atau sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu sarcoptes scabiei var hominis dan tinjanya pada kulit manusia. Sarcoptes scabiei adalah kutu yang transparan, berbentuk oval punggungnya cembung, perutnya rata dan tidak bermata. Scabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai penularan dan memberi obat yang tepat.


Penyebab
Kutu Sarcoptis scabiei

Gambaran klinik
Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama yaitu :
  1. Pruritus nokturna, atau rasa gatal dimalam hari, yang disebabkan aktivitas tungau yang lebih tinggi dalam suhu lembab
  2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok. Mereka yang tinggal di asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan  berpeluang lebih besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudah menyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.
  3. Adanya terowongan-terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yang berbentuk lurus atau berkelok-kelok. jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri, maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada pada daerah lipatan kulit yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, daerah kemaluan (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong dan perut bagian bawah.
  4. Menemukan kutu pada pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis, merupakan diagnosis pasti penyakit ini.
(baca juga : kenali dan tangani penyakit kulit ini pada buah hati anda )
Diagnosis
Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang ditemukan 3 dari 4 kriteria sebagai berikut :
  • Gatal di malam hari
  • Terdapat pada sekelompok orang
  •  Predileksi dan morfologis khas
  •   Ditemukan tungau S.scabies

Penatalaksanaan
Pengobatan:
Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi. Banyak sekali obat-obatan yang tersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain : tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutu dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya seperti scabicid

Sistemik
  • Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya klorfeniramin maleat 0,34 mg/kg BB 3x sehari
  • Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampicilin, amoxilin, eritromisin.

Topikal
Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain :
-Salep 2-4, biasanya dalam bentuk salep atau krim
Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang), mengotori pakaian, tidak efektif membunuh stadium telur, dan penggunaannya harus lebih dari 3 hari berturut-turut.

- Emulsi benzil-benzoas 20-25%, efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama3 hari berturut-turut. Kekurangannya dapat menimbulkan iritasi kulit

-Gamexan 1% termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium kutu, mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit. Namun obat ini tidak dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anak dibawah usia 6 tahun, karena bersifat toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan seluruh tubuh. Dapat diulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.

-Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek anti skabies, juga bersifat anti gatal

-Permetrin HCL 5%, efektifitasnya seperti gamexan, namun tidak terlalu toksik. Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.


Selain menggunakan obat-obatan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah upaya peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
  • Mencuci bersih bahkan sebagian ahli menganjurkan merebus handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering. Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain dengan penyuluhan mengenai higiene perorangan dan lingkungan.
  • Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama
  • Mengobat seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.

Pemantauan
Dianjurkan kontrol 1 minggu kemudian, bila ada lesi baru obat topikal dapat diulangi kembali





 sumber : pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007


Selasa, 10 November 2015

Scabicid cream (gamexane)

Komposisi

Tiap gram mengandung :
  • Gamexane (gama benzen heksaklorida)...............10 mg
  • Asam usnat ...........................................................10 mg
Dalam krim yang mudah di cuci

Scabies :
Scabiesdisebabkan oleh parasit Sarcoptes scabies. Parasit ini berkembang subur di tempat-tempat dimana soal kebersihan diabaikan setelah pembuahan terjadi dipermukaan kulit, parasit yang betina membuat terusan-terusan yang berliku-liku yang berakhir dengan sebuah lubang dalam lapisan kornea kulit. Dilubang ini telur-telurnya diletakkan, setelah menetas larva-larva dapat keluar dari lubang tersebut. Supaya efektif, obat anti-scabies harus membunuh parasit-parasit dan telur-telurnya. Apabila telur-telurnya tidak dapat diberantas, pemakaian obat itu harus di ulangi setelah telur-telur menetas. Siklus hidup dari telur sampai parasit adalah dari 8 sampai 15 hari.

Khasiat scabicid
Scabicid terutama ditujukan untuk mengobati scabies.
Gameksan adalah suatu skabisida,dan disamping itu juga pedikulisida. Meskipun toksisitasnya tidak boleh dianggap ringan, zat ini dapat digunakan dengan aman sebagai obat luar dalam konsentrasi 1% apabila tidak terlalu sering di ulang.
Gameksan adalah suatu insektisida dan sekaligus larvasida, tetapi telur-telur parasit tidak langsung terpengaruh oleh zat ini.
Maka sekali-kali diperlukan juga penggunaan untuk ke-2 atau ke-3 kalinya asam usnat dalam scabicid adalah untuk memberantas infeksi sekunder, yang umumnya menyertai scabies. Infeksi sekunder biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri gram-positif, seperti streptokokus dan stafilokokus. Terhadap bakteri-bakteri tersebut asam usnat adalah sangat efektif.

Perhatian
Gameksan sedikit banyak merangsang selaput lendir, maka scabicid tidak boleh terkena mata atau selaput lendir lain.

Cara pakai
Scabicid langsung digunakan pada tempat yang terkena scabies dan daerah sekitarnya untuk menjamin pengobatan yang sempurna. Untuk pemakaian di kepala khususnya wanita, dianjurkan untuk memperpendek rambut sebelum pengobatan.
Perlu diberitahu kepada penderita untuk setelah diobati, tidak mandi, atau mencuci bagian-bagian yang ada obatnya selama sedikitnya 24 jam setelah pengobatan itu.

Apabila pengobatan tidak sempurna, dapat diulangi setelah kurang lebih satu minggu. Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3 kali berturut-turut, karena penggunaan terlalu sering di tempat yang sama dapat merangsang kulit.



sumber : Kimia Farma

Sabtu, 07 November 2015

TRIMETA (Cotrimoxazole syrup)

Komposisi
Tiap 5 ml mengandung :
       -     Trimothoprim 40 mg
       -     Sulfamethoxazole 200 mg

Cara kerja obat kotrimoksazol merupakan kombinasi 2 macam kemoterapik yakni trimethoprim dan sulfametoksazole dengan perbandingan 1:5 yang memberikan efek bakterisid dengan spektrum luas. Kotrimoksazol menghambat biosintesis asam folinat mikoorganisme pada tahap yang berbeda secara beruntun. Apabila kedua zat aktif tersebut dipergunakan masing-masing biasanya hanya memberi hasil yang bakteriostatik. Kotrimoksazol sering kali efektif terhadap mikroorganisme yang resisten terhadap sulfametoksazol tunggal. Kotrimoksazol invitro efektif terhadap kuman-kuman gram positif dan negatif termasuk staphylococcus, streptococcus, escherichia coli, haemophillus influenza, proteus, salmonella, shigella, klebsiella, dan enterobacter.
Kotrimoksazol juga mempunyai khasiat sebagai antiprotozoa misalnya terhadap pneumocytis dan nocardia.
Kotrimoksazol diabsorpsi dan dieliminasi dengan kecepatan yang sama.
Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak dalam darah tercapai setelah 1-4 jam dengan waktu paruh 12 jam.
Kotrimoksazol diekskresi melalui ginjal.

Indikasi
  • Infeksi traktus urinarius seperti pielonefritis, pielitis dan prostatus akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif seperti E.coli, klebsiella, enterobacter dan proeus mirabilis
  • Infeksi traktus gastrointestinal, terutama yang disebabkan oleh kuman salmonella dan shigela seperti demam tifoid, paratifoid dan disentri basiler.
  • infeksi traktus respiratorius seperti bronchitis akut dan sinusitis akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman H.influenzae dan S.pneumoniae
  • infeksi THT seperti otitis media akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman H.influenzae dan S.pneumoniae
(baca juga : Cotrimoxazole tablet )

kontra indikasi
* penderita yang diketahui sensitif terhadap golongan sulfonamid atamu trimothoprim
* bayi berumur kurang dari 2 bulan
* penderita anemia megaoblastik yang terjadi kekurangan folat
* wanita hamil dan menyusui karena sulfonamid melewati plasenta dan diekskresikan pada air susu dan dapat menyebabkan kemicterus.

Aturan pakai
Untuk usia 2 bulan atau lebih :
Bobot badan
Setiap 12 jam
10 kg
5 ml (1 sendok takar @ 5ml)
20 kg
10 ml (2 sendok takar @ 5ml)
30 kg
15 ml (3 sendok takar @ 5ml)
40 kg
20 ml (4 sendok takar @ 5ml)

Untuk penderita gangguan fungsi ginjal dosis sebagai berikut
Creatinin clearance
Dosis
>30 ml/menit
Dosis lazim
15-30 ml/menit
½ dosis lazim
<15 ml/menit
Pemberian tidak dianjurkan

Efek samping

  • mual, muntah, ruam kulit
  • leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anema aplastik, diskrasia darah
  • pada gangguan jangka panjang pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia dan hal ini dapat ditolerir dengan pengobatan asam folinat
  • walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah seperti sindrom steven johnson, toxic epidermal, necrosys fulminant, hepatic necrosis dan diskaria darah lainnya.

Peringatan dan perhatian
  • saat menggunakan obat ini agar minum air yang banyak untuk mencegah kristaluria
  • penderita dengan kegagalan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi. Pemberiannya harus dijarangkan untuk menghindari efek kumulatif dalam darah
  • pada pengobatan jangka panjang dianjurkan pemeriksaan darah yang teratur dan berkala, karena ada kemungkinan terjadi diskrasia darah.
  • Tidak untuk mengobati faringitis yang disebabkan oleh β hemolitik streptococcus grup A
  • Hentikan penggunaan kotrimoksazol bila sejak awal penggunaan ditemukan ruam kulit atau tanda-tanda efek samping lain yang serius
Interaksi obat

  1. Kotrimoksazol dapat menambah efek dari anti koagulan dan memperpanjang waktu paruh phenytoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hypoglikemia
  2. Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya pirimetamin
  3. Pemberian bersama dengan deuretik terutama thiazid dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya trombositopenia
  4. Overdosis

Cara penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk dan kering pada suhu 15˚-25˚C dan terlindung dari cahaya